Angin berhembus dingin. Melintasi pepohonan. Mengasingkan hangat.
“Terserah kamu. Kalau memang masih mau tinggal di sini ya sudah. Aku tetap akan pergi.”
”Lalu bagaimana dengan tanaman hiasmu? Siapa lagi yang bisa merawatnya kalau bukan kamu?”
”Persetan dengan tanaman itu. Sejak musim panas pergi, tak ada gunanya membuka jendela untuk matahari. Rumah ini terlalu dingin.”
“Minggir, biarkan aku pergi,” kata Matt sambil mendorong tubuhnya dari pintu.
Tubuh kecil Lex terjerembab. Memandangi langkah Matt yang semakin menjauh dan menjauh. Hingga akhirnya menghilang di tikungan. Akhirnya Matt pergi…
Padahal ketika musim panas, tanaman itu berbunga indah. Harum. Beberapa tetangga mampir untuk sekedar melihat bunga itu. Aku, Matt juga Lynd rajin merawat mereka Namun sekarang… hhh…
“Andai setahun penuh musim panas ya. Matahari hangat menyinari. Bunga-bunga bermekaran. Orang-orang turun dan bermain di jalanan. Piknik ke danau. Ah, seandainya…” kata Lynd, mukanya menengadah. “Ya, nggak?” tengoknya sambil tersenyum manis.
Aku tersenyum juga melihat mukanya yang ceria. “Iya juga sih, tapi…”
Alis Lynd terangkat. “Tapi apa?”
0 comments:
Post a Comment