
Memang kata-kata ilmiah tersebut digunakan sebagai ungkapan atas istilah-istilah tertentu dalam bidang tertentu pula. Kata ilmiah juga berfungsi sebagai penanda. Dan umumnya, orang awam tidak menggunakan kata ilmiah karena memang mereka tidak mendalaminya. Berarti maraknya penggunaan kata ilmiah dalam masisir bisa kita katakan sebagai indikator keilmuan masisir.
Namun dalam beberapa kasus, terjadi kecerobohan dalam penggunaaan kata ilmiah tersebut. Sebagai dampaknya, pembaca bisa salah mengartikan atau minimal tidak memahami arah tulisan. Dalam Informatika dua-tiga edisi lalu, ditulis tentang tajdid. Sayang kata tajdid di sini disejajarkan dengan kata reformasi. Lalu jika kata tersebut disandingkan dengan agama menjadi tajdid agama atau reformasi agama.
Tajdid sangat berbeda dengan refomasi agama. Tradisi tajdid dalam Islam tidak menyentuh hal-hal mendasar dalam agama. Seperti masalah ketuhanan, akidah, dan prinsip-prinsip dasar syariat. Tapi reformasi mengandung pengertian yang berbeda. "Re" berarti pengulangan, dan "formasi" adalah struktur atau tatanan. Jadi reformasi agama merupakan perombakan struktur dalam agama.

Jika dirunut melalui kacamata sejarah, kata "Reformation" pertama kali dilontarkan oleh Martin Luther (pendiri Kristen Protestan) melalui gerakan pembaharuan di kalangan Gereja Eropa abad ke-16. (lih. http://id.wikipedia.org/wiki/Reformasi). Bahkan jika anda mencari entry "reformation" di Wikipedia, halaman yang terpampang bukannya sebagai gerakan sosial, namun reformasi dalam keyakinan Gereja (lih. http://en.wikipedia.org/wiki/Protestant_Reformation).

Bagaimanapun juga, saya tidak bisa menyimpulkan motivasi pribadi sang penulis (atau boleh jadi sang editor?). Saya di sini tidak bermaksud melarang penggunaan istilah ilmiah, juga tidak bermaksud membatasi. Hanya saja prihatin akan penggunaan istilah ilmiah yang tidak tepat, apalagi yang cuma "asal keren". Karena bobot tulisan bukan dinilai dari banyaknya isme-isme yang dikandung… wa'Llâhu a‘lamu bi's shawâb.
1 comments:
Ada Dua KOmen nih..
1. Ko Cakrawala ga disebutin sih ? heheh...
2. Ulasannya lengkap, tapi terkesan buru-buru. (ini menurut ane lho..)
Anyway, bagussss !!! Two Thumbs Up !
Keep writing...
Dari seorang pemula...Hehee...
Post a Comment